Minggu, 11 April 2010
KERINDUAN DIBAWA ALAM KUBUR
KERINDUAN DIBAWA KE ALAM KUBUR
Pada masa penjajahan Belanda, hidup keluarga miskin di desa terpencil yang jauh dari keramaian, tepatnya desa notog yang terletak disebelah barat kabupaten Banyumas. Keluarga ini memiliki anak wanita. Anak wanita ini berambut panjang, hidung mancung, kulit sawo matang ditambah dengan dua lesung pipi yang terlihat pada saat tersenyum. Wanita itu bernama Salem. Karena kelebihan dari fisik Salem, banyak pria yang ingin mempersuntingnya.
Pada suatu ketika kabar tentang Salem terdengar oleh Komandan tentara Belanda yang berada di desa tersebut. Komandan tersebut bernama Vander. Kemudian vander mengutus anak buahnya supaya menemui keluarga miskin tersebut untuk melamar anak gadisnya.
Dengan langkah yang gagah, anak buah vander mendatangi rumah keluarga miskin tersebut. “ Saya utusan dari komandan Vander, komandan saya mendengar berita tentang kecantikan putri anda, karena itu komandan saya ingin mempersunting anak gadis anda.” Kata utusan itu dengan tegasnya. Mendengar suara lantang yang diucapkan anak buah Vander, kedua orang tua itu merasa takut, bingung dan senang menjadi satu. “ Apa maksud dari perkataan tuan ? apa komandan vander tidak salah pilih ? kami dari keluarga miskin, sedangkan komandan vander dari keluarga ningrat.” Kata orang tua salem dengan heran.” Komanda saya berjanji akan mengangkat derajat keluarga bapak” sambungnya.”baiklah tuan kami akan bicarakan kepada anak kami.” Kata orang tua Salem.
Makan malam tiba dengan terlihat menu yang alakadarnya, Ubi bakar dengan air putih yang tersedia di atas dipan. Pada saat itu orang tua Salem membicarakan tentang niat tuan Komandan Vander yang ingin mempersunting Salem. “ salem bapak dan ibu mau bicar, kamu adalah anak satu-satunya bapak dan ibu, kami ingin cepat-cepat menimang cucu Salem.” Salem tersendak mendengar perkataan orang tuanya. Dia tidak tau apa yang dibicarakan kedua orang tuanya. “maksud dari Bapak dan Ibu apa ?”. Tanya Salem bingung. “ maksud Ibu Bapak, umur kamu sudah cukup Salem, cepatlah kamu menikah.”Salem terkejut. “menikah ! dengan siapa ? salem belum memikirkan untuk menikah dan salem juga belum punya calon bu, pak!” sahut Salem. “ kamu tidak usah kuatir, Bapak dan Ibu sudah punya calon buat kamu.”sahut Bapak Salem.” Siapa Pak ?”.tanya Salem bingung. “Komandan Vander”.sahut Bapak Salem. Salem terkejut. “ bagai mana mungkin kalangan ningrat mau menikah dengan kalangan bawah seperti kita Pak ?”. Tanya Salem. “ tadi siang ada utusan komandan Vander yang datang kesini, maksud kedatangan utusan itu adalah menanyakan apakah kamu mau menikah dengannya ? tuan Vander juga menjanjikan akan mengangkat derajat keluarga kita”.kata orang tuan Salem. Salem menunduk, dia bingung, takut. “apakah aku pantas dan mampu menjadi seorang istri kalangan ningrat ? sedangkan aku dari keluarga miskin ditambah tidak mengenal pendidikan”. Tanya salem kepada dirinya sendiri.
Dalam tradisi daerah tersebut, anak gadis tidak boleh menolak calon suami yang dipilihkan oleh orang tuanya, apalagi yang menjadi suaminya adalah kalangan ningrat.
Akhirnya Salem setuju dan mereka menikah. Komandan Vander juga menepati janjinya untuk mengankat derajat keluarga Salem. Keluarga salem diberi lahan pertanian yang cukup luas untuk bercocok tanam. Keluarga salem sekarang hidup berkecukupan dan mereka bahagia.
Setelah empat bulan lamanya pernikahan Salem dengan komandan Vander,ternyata salem sedang mengandung anak pertamanya. Ketika itu Salem sangat bahagia. Dia ingin sekali menceritakan kabar gembira itu kepada kedua orang tuanya dan suaminya. Namun pada saat itu suasana sedang mencengkam, kabar desas-desus tentara jepang sudah masuk kepedesaan-pedesaan dan membunuh tentara belanda serta keluarganya. Oleh sebab itu Salem sulit berkomunikasi dengan suaminya yang sebagai komandan tentara Belanda.
Pada siang itu, Salem berniat untuk memberitahukan kabar gembira itu kapada suaminya, namun suaminya tidak ada. Salem pergi ke ladang untuk memberitahukan kabar gembira itu kepada kedua orang tuanya. “ Ah pasti bapak dan ibu sangat senang mendengar kabar gembira ini, mereka kan sudah tidak sabar untuk menimang cucu,hem..!”kata Salem tersenyum. Setelah dia sudah berada di sekitar ladang tempat bapak dan ibunya berada, dia terkejut dan berteriak. “ Bapak,Ibu!”. Sambil meneteskan air mata, Salem berlari menuju ke dua orang tuanya dengan tidak mempedulikan janin yang dia kandung. “bapak,ibu!”teriak salem kembali sambil menangis. Salem melihat dua orang tua yang dulu merawat dia, menimang dia,membesarkan dia, ke dua orang tua yang rela kedinginan karena memberikan selimut kepada dia. Kini Salem melihat dua orang tua yang terbucur bersimpah darah yang keluar dari leher. “bapak,ibu,bangun, siapa yang melakukan ini semua ?bangun!”. Salem memeluk kedua orang tuanya sambil menangis dan berteriak.” Salem bawa kabar gembira pak,bu!ayo bangun!”. Salem terus menangis.”Salem sedang mengandung, bapak dan ibu ingin cepat-cepat menimang cucu kan ?ni sebentar lagi bapak dan ibu akan menimang cucu, bangun!”.teriak Salem. “ Gusti mengapa Engkau tidak memberikan kesempatan kesempatan untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada ke dua orang tua ku ?bangunkan mereka Gusti walaupun hanya satu detik”. Teriak Salem memohon kepada Tuhan sambil menangis. Perasaan salem hancur, penyesalan nampak terlihat dari wajah Salem.
Tujuh bulan umur kandungan Salem, lima bulan dia tidak bertemu dengan suaminya dan tiga bulan dia kehilangan kedua orang tuanya. Selama itu Salem berjuang sendiri untuk mempertahankan hidupnya dan janin yang ada dalam kandungannya. Karena dia ingin menepati keinginan kedua orang tuanya yang belum sempat terlaksana yaitu memberikan mereka cucu. Keinginan itu yang memberikan semangat Salem untuk bertahan. Selama itu pula Salem mencari-cari kabar tentang suaminya.
Delapan bulan sudah usia kandungan Salem. Salem mendapat surat dari pemerintah Belanda yang isinya membawa berita tentang suaminya. Ternyata suami Salem komandan Vander telah gugur dalam peperangan saat melawan tentara Jepang. Salem sangat terpukul dan sedih membaca surat itu. “bagaimana nasib ku ? bagaimana nasib anak yang ada dalam kandungan ku ?apakah aku mampu menjalani cobaan ini Gusti ?”.rintih Salem dalam tangisnya. Saat itu pula Salem mengirimkan surat kepada keluarga suaminya yang isinya memberitakan bahwa Vander sudah meninggal dalam peperangan melawan Jepang dan meninggalkan sebuah istri yang sedang mengandung anaknya. Namun tidak ada balasan dari keluarga suaminya. Karena sejak itu komunikasi terputus akibat sudah dikuasai oleh tentara Jepang.
Usia kandungan Salem sudah sembilan bulan dan kini saatnya dia melahirkan setelah menjalani penderitaan dan cobaan yang bertubi-tubi. Dalam proses melahirkan Salem di bantu oleh tetangga sebelah dengan cara tradisional. Akhirnya Salem melahirkan anak laki-laki dengan selamat. Salem juga selamat dan dia sangat bahagia dan bersyukur. “ Gusti terimakasih atas nikmat dan titipan yang Engkau berikan kepada ku, aku akan merawat anak ku dengan sepenuh hati”. Salem seakan menemukan kabahagiaan baru sejenak melupakan kesedihan yang dia jalani selama ini. “aku berinama siapa ya ?”. bisik Salem dalam hati. “aku berinama Lois saja!”. Salem member nama anaknya Lois, entah apa makna Lois bagi dia, yang tau makna itu hanya Salem. Salem merawat Lois dengan baik, penuh perhatian dan kasih sayang.
Setelah Lois berumur dua tahun, kini saatnya diajak kepemakaman orang tua Salem. “ Lois ayo kita pergi kepemakaman eyang!”.ajak Salem. Lois hanya tersenyum. Sesampainya di pemakaman Salem menangis akan teringat kenangan bersama orang tuanya dan keinginan orang tuanya. “bapak, ibu, ini cucu kalian sudah berumur dua tahun, namanya Lois, aku sudah menepati janji, semoga bapak, ibu bisa tenang di alam sana.” Salem menangis, Lois pun ikut menangis dalam suara mungilnya mmejah keheningan makam.
Ternyata pada saat itu keluarga almarhum suaminya mengetahui bahwa Vander mempunyai anak yang namanya Lois. Keluarga Vander melapor kepada pemerintah belanda untuk mengambil anak Vander dengan alas an untuk keamanan. Maka pada saat Lois berumur tiga tahun pemerintah belanda meminta Salem untuk menyerahkan Lois kepada keluarga vander dengan dalih untuk keselamatan.” Salem kami dari pemerintah belanda membawa surat ijin untuk membawa Lois kebelanda, ini untuk keselamatanya”. Kata tuan Belanda.”jangan tuan, Lois adalah satu-satunya harta saya”.kata Salem.” Nanti kamu akan bertemu dengan anak kamu lagi, kamu juga masih bisa berkomunikasi lewat surat dengan anak kamu”.sahut tuan Belanda.
Akhirnya Salem dengan berat hati melepaskan Lois. Satu tahun komunikasi masih berjalan, dua tahun sampai Lois berusia dua belas tahun juga masih lancer, namun di tahun ke tiga belas, Salem sudah kehilangan komunikasi dengan anaknya.”bagaimana keadaan kamu Lois?apa kamu baik-baik saja nak ?mama kangen banget sama Lois”. Rintih seorang ibu yang rindu akan anaknya.
Salem sudah tidak kuat lagi memendam rindu, Salem mencoba untuk pergi ke Belanda tetapi Salem tidak bisa karena tidak boleh oleh pemerintah Jepang. Beribu cara Salem lakukan hanya demi ingin memeluk putranya, sampai-sampai siapapun anak kecil yang berusia dua sampai lima tahun yang datang kerumahnya pasti dikasih uang dan dimanja, karena dia rindu akan Lois. Dia mencoba untuk memasang berita pencarian orang di media cetak. Dia selalu menulis surat, berharap ada balasan dari anaknya. Hingga lois berumur dua puluh lima tahun, Salem diberi kabar bahwa Lois sekarang menjadi pilot pesawat terbang, dia sudah mempunyai keluarga dan mempunyai putri satu. Kabar itu diberi tahu oleh tentara Belanda yang masih ada di Java. Mendengar berita itu Salem sangat senang, akhirnya dia mendapatkan kabar tentang anaknya yang sudah putus komunikasi selama dua belas tahun. “ Alkhamdulillah Gusti Engkau masih memberikan aku kesempatan untuk mendengar kabar Lois anakku”. Sujud Salem. Satu bulan kemudian Salem diberikan foto Lois bersama istri dan putrinya yang sedang berada di pesawat. Salem sangat senang karena Lois anaknya jadi anak yang tampan dan berguna.
Namun dua bulan kemudian Salem mendapat kabar bahwa Lois telah meninggal akibat kecelakaan pesawat terbang di Belanda. Mendengar berita itu sejenak Salem menangis dan bersedih, namun dia yakin bahwa Lois masih hidup dan akan pulang menemui dia.”Tidak aku tidak percaya anakku sudah meninggal, sebelum aku melihat mayatnya aku tidak percaya, dia pasti akan datang untuk menemuiku, karena aku sangat inggin memeluk, mencium keningnya dan mengusap kepalanya “.
Kabar tentang Lois memang benar bahwa dia sudah meninggal. Namun Salem tetap tidak percaya bahwa anaknya sudah meninggal. Sejak itu Salem selalu duduk-duduk di depan pintu rumah berharap Lois anaknya akan datang.
Dari umur Salem limapuluh lima tahun sampai Sembilan puluh tahun dia masih tetap percaya bahwa Lois anaknya masih hidup dan akan datang. Hingga akhirnya sebelum ajal menjemput, Salem juga masih menunggu dan menyebut nama Lois anaknya. Salem sempat berpesan kepada tetangganya. “Kalau saya mati, apabila Lois datang kasih tahu tempat pemakaman saya, karena saya sangat rindu padanya”.
Akhirnya ajal menjemput dan Salem telah tiada, yang tertinggal hanyalah cerita perjalanan seorang wanita yang sangat berliku sampai kerinduan dan kesedihannya dibawa ke alam kubur.
CERPEN
INSAN AJI SUBEKTI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar